iwillnotbebroken.org – Para ilmuwan baru-baru ini menemukan reruntuhan sebuah kota kuno yang hilang sejak 1362, lebih dari enam abad yang lalu. Kota tersebut, yang dikenal dengan nama Rungholt, sering disebut sebagai “Atlantis Jerman” karena tingkat kemajuan yang pernah dicapainya.
Sejarah dan Legenda Kota Rungholt
Sumber dari Daily Mail menyatakan bahwa Rungholt kadang disebut sebagai “Atlantis Laut Utara,” mengacu pada kisah legenda Atlantis dari Yunani Kuno yang terkenal dengan kemakmuran dan kecanggihannya. Meskipun banyak yang menganggap Atlantis sebagai mitos, Rungholt diyakini sebagai kota yang maju dengan pelabuhan strategis yang mendukung perdagangan luas dan hubungan internasional.
Namun, menurut cerita yang berkembang, kekayaan ini membawa kesombongan dan kemaksiatan di kalangan penduduknya. Berdasarkan narasi Kristen, sebagai hukuman atas perilaku ini, Tuhan mengirimkan badai besar yang menghancurkan kota tersebut dalam satu malam dan tenggelam ke dasar Samudera Atlantik, menjadikan Rungholt sebuah legenda.
Penemuan Kota yang Hilang Setelah 660 Tahun
Dilaporkan oleh Science Alert, penemuan Rungholt dimulai dengan penemuan sebuah formasi gundukan sepanjang 1,9 kilometer di dekat pulau yang disebut Sudfall. Pekerjaan arkeologi ini melibatkan survei geofisika yang menunjukkan bahwa gundukan tersebut merupakan bagian dari kota abad pertengahan yang hilang. Dennis Wilken dari Universitas Kiel mengatakan bahwa kota ini tertimbun oleh lumpur.
Proses penemuan ini menggunakan beberapa metode canggih termasuk gradiometri magnetik geofisika, induksi elektromagnetik, dan eksplorasi seismik, seperti dilaporkan oleh situs resmi Johannes Gutenberg-Universitat Mainz.
Peninggalan Kota Rungholt
Beberapa temuan arkeologis dari Rungholt termasuk:
- Gereja:
Penelitian mengungkapkan bahwa salah satu struktur di gundukan adalah dasar dari sebuah gereja dengan ukuran sekitar 40 m x 15 m. Bente Sven Majchczack dari Universitas Kiel menyatakan bahwa gereja ini merupakan bagian dari serangkaian bangunan gereja besar di Frisia Utara, menandakan peran pentingnya sebagai pusat kehidupan paroki. - Sistem Drainase dan Infrastruktur Lainnya:
Selain gereja, gundukan juga mengandung sistem drainase terorganisir, tanggul laut dengan pelabuhan gerbang pasang surut, dua gereja lebih kecil, dan satu gereja utama besar. Dr. Hanna Hadler dari Johannes Gutenberg-Universitat Mainz menekankan bahwa pemukiman Abad Pertengahan di bawah lumpur pantai ini telah mengalami erosi parah, seringkali meninggalkan hanya jejak yang tersisa.
Kisah Rungholt, sering dijuluki sebagai Atlantis dari Jerman, mengingatkan kita tentang pentingnya upaya konservasi dan penelitian arkeologi untuk memahami lebih dalam tentang peradaban masa lalu kita. Kota yang pernah hilang ini, kembali ditemukan setelah 660 tahun, membuka lembaran baru dalam sejarah arkeologi Eropa.